Tuesday, 25 November 2014

Cara Mudah dan Murah Mengobati Penyakit ND/ Tetelo pada Ayam Boiler/ Pedaging

Oleh : Rizki Al Kharim




A.      Gejala Penyakit ND/ Tetelo
Beternak merupakan salah satu pilih dalam berwirausaha.  Beternak ayam boiler atau yang lebih sering kita sebagai ayam pedaging sangat menjajikan. Kebutuhan konsumsi masyarakat akan daging ayam cukup tinggi. Daging ayam yang mempunyai gizi yang mumpuni dan harganya terjangkau adalah daging ayam potong. Tentu hal ini menjadi pilihan yang banyak diambil oleh seseorang yang ingin memulai usaha.
Namun hal tersebut tidak selalu mulus untuk menjadi peternak ayam potong yang sukses tentu perlu perjuangan dan pengorbanan. Tidak hanya cukup modal materi, adanya pngetahuan yang mumpuni dalam beternak ayam akan membantu seorang peternak ayam dapat menghadapi setiap masalah yang muncul ketika menjalankan usahannya.
Masalah yang sering muncul dalam beternal ayam potong adalah terjangkitnya Virus ND atau Tetelo. Virus ini memang tidak langsung serta merta menyerang ayam diawal. Namun ketika sudah mengalami panen sebanyak 2 sampai 3 kali baru penyakit ini mulai datang. Tidak hanya itu penyakit ini juga muncul pada bulan-bulan tertentu dimana disaat musim hujan.
Adapun gejala klinis yang terlihat pada penderitasangat bervariasi, dari yang sangat  ringan sampai yang terberat. Berikut ini dijelaskan kemungkinangejala-gejala klinis pada ungggas penderita penyakit ND:
1.      Bentuk Velogenik-viscerotropik :  bersifat akut, menimbulkan kematian yang  tinggi, mencapai 80 – 100%. Pada permulaansakit napsu makan hilang, mencret yang  kadang-kadang disertai darah, lesu, sesak napas, megap-megap, ngorok, bersin, batuk,  paralisis parsial atau komplit, kadang-kadang terlihat gejala torticalis
2.      Bentuk Velogenik-pneumoencephalitis : gejala pernapasan dan syaraf, seperti  torticalis lebih menonjol terjadi daripada velogenik-viscerotropik. Mortalitas bisa  mencapai 60 – 80 %.
3.      Bentuk Mesogenik : pada bentuk ini terlihat gejala klinis berupa gejala respirasi,  seperti : batuk, bersin, sesak napas, megap-megap. Pada anak ayam menyebabkan  kematian sampai 10%, sedangkan pada ayam dewasa hanya berupa penurunan  produksi telur dan hambatan pertumbuhan, tidak menimbulkan kematian.
4.      Bentuk Lentogenik : terlihat gejala respirasi ringan saja, tidak terlihat gejala syaraf.  Bentuk ini tidak menimbulkan kematian, baik pada anak ayam maupun ayam dewasa.
5.      Bentuk asymptomatik : pada galur lentogenik juga sering tidak memperlihatkan  gejala klinis.
B.       Pencegahan
Masalah-masalah terkait gejala pada ayam tersebut dapat dikurangi dengan cara pencegaha. Salah satunya yaitu dengan tindakan vaksinasi merupakan langkah yang tepat sebagai upaya pencegahan  terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yang secara umum diterapkan, yaitu (1) pada  infeksi lentogenik ayam pedaging, dicegah dengan pemberian vaksin aerosol atau tetes  mata pada anak ayam umur sehari dengan menggunakan vaksin Hitchner B1dan  dilanjutkan dengan booster melalui air minum atau secara aerosol (2) pada infeksi  lentogenik ayam pembibit dapat dicegah dengan pemberian vaksin Hitchner B1secara  aerosol atau tetes mata padahari ke-10. Vaksinasi berikutnya dilakukan pada umur 24  hari dan 8 minggu dengan vaksin Hitchner B1 atau vaksin LaSota dalam air, diikuti  dengan pemberian vaksin emulsi multivalen yang diinaktivasi dengan minyak pada umur  18 – 20 minggu. Vaksin multivalen ini dapat diberikan lagi pada umur 45 minggu, tergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakit dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pemeliharaan. Tindakan pencegahan selain vaksinasi adalah sanitasi.  Hal-hal yang perlu  diperhatikan, antara lain (1) sebelum kandang dipakai, kandang dibersihkan kemudian  dilabur dengan kapur yang dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi kandang dilakukan secara fumigasi dengan menggunakan fumigant berupa formalin 1 – 2% dan KMnO4, dengan  perbandingan 1 : 5000 (2) liter diupayakan tetap kering, bersih dengan ventilasi yang  baik. Bebaskan kandang dari hewan-hewan vektor yang bisa memindahkan virus ND.
Kandang diusahakan mendapat cukup sinar matahari (3) hindari penggunaan karung  bekas (4) DOC harus berasal dari perusahaanpembibit yang bebas dari ND (5) di pintu-pintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik untuk alat transportasi maupun  orang. (6) memberikan pakan yang cukup kuantitas maupun kualitas. Pengendalian Tindakan pengendalian untuk menekan penularan penyakit ND sangat diperlukan. Tindakan-tindakan tersebut, antara lain meliputi (1) ayam yang mati karena ND harus  dibakar atau dikubur (2) ayam penderita yang masih hidup harus disingkirkan, disembelih  dan daging bisa diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dan sisa  pemotongan harus dibakar atau dikubur (3) larangan mengeluarkan ayam, baik dalam  keadaan mati atau hidup bagi peternakan yang terkena wabah ND, kecuali untuk  kepentingan diagnosis(4) larangan menetaskantelur dari ayam penderita ND dan izin  menetaskan telur harus dicabut selama masih ada wabah ND pada perusahaan pembibit (5) penyakit ND dianggap lenyap dari peternakansetelah 2 bulan dari kasus terahir atau 1 bulan dari kasus terakhir yang disertai tindakan penghapus hamaan.

C.      Pengobatan
Berdasarkan penglaan dan wawancara dengan petani ayam yang ada di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.  Cara-cara yang sering digunakan untuk memberi kekebalan daya tahan tubuh pada ayam potong adalah dengan bahan-bahan tradisional yang ada di alam Indonesia. menurut Muslim, (2013) sebagai berikut:
Bahan baku :
  • Daun papaya
  • Temuireng
  • Temulawak
  • Kulit bawang putih
  • Kulit bawang merah
  • Daun teh
  • Daun salam
  • Daun singkong
NB: tidak ada takaran mengenai bahan-bahan di atas, karena sifatnya seperti jamu godokan. Jadi silakan gunakan bahan seperlunya.
Cara pembuatan :
  • Semua bahan diiris tipis-tipis, masukkan ke dalam panci berisi air, dan direbus sampai mendidih.
  • Setelah mendidih, matikan kompor, dan diamkan ramuan ini beberapa saat sampai suhunya menjadi hangat-hangat kuku.
  • Air rebusan disaring.
  • Ampasnya jangan dibuang, karena masih bisa digunakan untuk campuran pakan basah pada itik / ayam, atau dikeringkan untuk dicampur dengan voer burung. Ampas ini juga dapat membantu mencegah burung dari berbagai penyakit akibat virus dan bakteri, termasuk tetelo dan flu burung.
Cara pakai :
  • Untuk burung yang biasa dipegang, air rebusan ini bisa diteteskan langsung ke paruh burung, dengan dosis 2 sendok makan (sekitar 5 ml atau 5 cc).
  • Untuk burung yang belum terbiasa dipegang, 1 bagian air rebusan bisa dicampurkan ke dalam 3 – 4 bagian air minum.
  • Menjelang pancaroba atau pergantian musim (Oktober – November dan April – Mei), ramuan ini bisa berikan setiap 2-3 hari sekali.
  • Di luar musim pancaroba, pemberian cukup 1 minggu sekali.
Sebagian bahan ini juga digunakan para peternak ayam organik di Kabupaten Demak dan Kabupaten Pati dan sejauh ini bebas dari segala jenis penyakit yang disebabkan virus dan bakteri: dua sumber penyakit yang paling sering menyebabkan kematian. Artikel ini dibuat dengan pengalam dan refrensi berbagi sumber semoga memberi manfaat.
Daftar Pustaka
Muslimin, Dudung Abdul. 2013. Cara Tradisional Dan Cespleng Cegah Tetelo Pada Burung. Online. (www.omkicau.com), diakses tanggal 25 November 2014.
  . Tanpa tahun. Penyakit Virsal, (ND, IBD & MAREK’). Online. (www.directory.umm.ac.id), diakses tanggal 25 November 2014.

0 komentar: