Oleh : Rizki Al Kharim
A.
Pendahuluan
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam
ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu
relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai
sumber protein hewani asal ternak. Dengan melihat kondisi ini dan dengan
didukungnya potensi yang ada di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Jarai, Kabupaten
Lahat SUM-SEL. Kelompok Putra Harapan Pagar dewa bertekad kuat untuk menjalankan
rintisan usaha beternak Ayam Pedaging. Dengan adanya program Sarjana Penggerak
Pembangunan di Perdesaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
yang di tempatkan di Desa tersebut. Saya menjadi fasilitator dalam melakukan
pendampingan dan pembinaan usaha rintisan Ayam Pedaging.
B.
Pembuatan
Kelompok
Pembuatan Kelompok dilakukan di
Sekretariat PSP-3 Desa Pagar Dewa. Kelompok Berjumlah 5 orang. Pada umumnya
anggota kelompok berusia sekitar 30 Tahun dan sudah bersetatus kepala keluarga.
Dari kelima anggota tersebut mempunya mata pencaharian berbeda-beda. Ada yang
sebagai petani, pekerja swasta dan lain-lain.
C.
Pemilihan
Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri :
sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan
kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran
(anus) bersih.
D.
Kondisi
Teknis yang Ideal
1. Lokasi
kandang
Kandang
ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai
sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
2. Pergantian
udara dalam kandang
Ayam
bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan
oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3. Suhu
udara dalam kandang.
Suhu
ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari)
|
Suhu
( 0C )
|
01
– 07
|
32
- 34
|
08
– 14
|
27
- 29
|
15
– 21
|
25
- 26
|
21
– 28
|
23
- 24
|
29
– 35
|
21
- 23
|
4. Kemudahan
mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang
sebaiknya dekat dengan poultry shop
atau toko sarana peternakan.
1. Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu
bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih
bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang
sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar.
Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih
murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang
ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari
pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan
kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2,
lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari
pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak
minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
2. Pakan
-
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan
zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily
Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu
tersedia/tidak dibatasi).
-
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama
disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar
protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari),
yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
–Penambahan Anti Biotik lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum
memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan
dan penggemukan ayam broiler.
-
Dapat juga digunakan Vitamin sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1
cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan
lengkap.
-
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara
menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam
yang dipanen.
Contoh perhitungan :
Diketahui
ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama
pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin
baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan
bobot badan yang tinggi).
3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit
yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi
penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode
tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND
Lasotta melalui suntikan atau air minum.
4. Teknis
Pemeliharaan
-
Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas,
segera diberi air minum hangat yang ditambah Antibiotik dengan dosis + 1 - 2 cc/liter
air minum atau Vitamin dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk
mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan
kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut
adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang
diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
-
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan
penambahan Antibiotik dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau Vitamin dengan
dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang
pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan
minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih
ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu
kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas
sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan
adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21
hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta
melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam
tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar
merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.
Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah Antibiotik atau Vitamin dengan
dosis tetap.
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas
sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada
umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat
pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25
kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam.
Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai
rentan terhadap penyakit.
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada
minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena
jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan
penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan
adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga
dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik
mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Jika
ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol
terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan
pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam
broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang
bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu
makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2
hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam
berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah,
karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum
ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang
masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal
Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali
dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan
disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36
minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui
pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat
menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory
Disease)
Merupakan infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang
nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat
bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan
diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan
melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena
gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna
putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri
Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4
setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan
hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan
perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan
penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak
disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek.
Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu
panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang
disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan
sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian Antibiotik
yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N,
P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu
meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar
kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian
Antibiotik dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol Antibiotik dicampur
dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol Antibiotik dicampur dengan 2-4
kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan Vitamin yang merupakan suplemen
khusus ternak dengan kandungan:
1) Mineral-mineral
yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah
dan lain-lain.
2) Asam-asam
amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine ,
Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein
untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3) Vitamin-vitamin
lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.
6. Sanitasi/Cuci
Hama Kandang
0 komentar:
Post a Comment